Kamis, 11 Januari 2018

IDEOLOGI MUHAMMADIYAH Di KECAMATAN TEGALREJO, MAGELANG

IDEOLOGI MUHAMMADIYAH 
Di KECAMATAN TEGALREJO, MAGELANG
Karya Ilmiah ini disusun untuk memenuhi Ujian Tengah Semester
Mata Kuliah : Al-Islam dan Kemuhammadiyahan
Dosen Pengampu : Drs. Djam’an Muhjidin




Disusun oleh :
Nur Rochman    : 16.0401.0062

FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2016/2017




PENDAHULUAN



Muhammadiyah adalah suatu organisasi keagamaan yang didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan di Kampung Kauman Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 (8 Dzulhijah 1330 H). Hal yang melatar belakangi berdirinya muhammadiyah berasal dari K.H Ahmad Dahlan ketika melihat kondisi umat islam di masyarakat yang dalam keadaan jumud, beku, dan penuh amalan-amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk mengajak masyarakat kembali kepada ajaran islam yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadist.
Tujuan  Muhammadiyah adalah sebagai gerakan Islam yang berlandaskan al-Qur’an dan as-Sunnah dengan watak tajdid yang dimilikinya senantiasa istiqomah dan aktif dalam melaksanakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar di segala bidang, sehingga menjadi rahmatan lil-alamin bagi ummat, bangsa dan dunia kemanusiaan menuju terciptanya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya yang diridhai Allah swt dalam kehidupan di dunia ini.
Untuk mewujudkan tujuan ini, muhammadiyah mendirikan amal usaha yang sudah banyak berdiri di pelosok negeri. Dalam bidang pendidikan misalnya, muhammadiyah memiliki sekolah mulai dari TK/TPQ hingga Perguruan Tinggi yang jumlahnya sangat banyak, dan kualitasnya pun cukup baik. Dalam bidang kesehatan, muhammadiyah banyak mendirikan Rumah Sakit, Balai Kesehatan Masyarakat, Rumah Bersalin, apotik . Dalam bidang sosial, muhammadiyah mendirikan Panti Asuhan, Panti Jompo, Panti Tuna Netra, Pesantren dll.
Perkembangan muhammadiyah sangat cepat menyebar ke seluruh pelosok negeri, hampir di setiap kota/kabupaten memiliki Dewan Pimpinan Cabang, termasuk di Magelang yang sudah berdiri Amal Usaha Muhammadiyah. Baik di bidang pendidikan, kesehatan, maupun bidang sosial. Hampir disetiap kecamatan yang ada di Magelang memiliki pimpinan cabangnya.
Di dalam menyampaikan ideologi muhammadiyah ini, muhammadiyah memiliki banyak rintangan sehingga menyulitkan untuk mendirikan Amal Usaha Muhammadiyah, seperti yang di salah satu kecamatan yang ada di kabupaten magelang, yaitu kecamatan tegalrejo. Hal ini dikarenakan organisasi NU yang sudah menjadi ideologi masyarakat, selain itu juga faktor pondok pesantren, dan juga tokoh masyarakat yang cukup berpengaruh kuat ditengah masyarakat kecamatan Tegalrejo yaitu K.H Yusuf Chudlori yang berhalauan NU dan K.H Mukti yang lebih bersifat netral.
Biografi Penulis



Nama saya Nur Rochman. Saya anak ke 3 dari 4 bersaudara. Saya lahir pada 4 juli 1997 di Magelang, Jawa Tengah. Saya dilahirkan dari keluarga yang hidup penuh dengan kesederhanaan. sejak lahir sampai lulus SD saya tinggal di Dusun Nanom, Kebonagung Tegalrejo Magelang. Pendidikan Formal SDN Kebonagung. Untuk pendidikan keagamaan sejak kecil sudah mengikuti TPQ di tetangga desa yang diampu oleh Bapak Tarin, beliau adalah salah satu santri di Ponpes API Tegalrejo. Setelah lulus SD, tahun 2010 saya masuk di Pondok Yatim Piatu dan Dhuafa Ihsanul Fikri Kota Magelang. Pondok ini diasuh oleh Ibu Sudaryinah. Karena pondok itu mewajibkan untuk setiap santrinya sekolah, maka saya di daftarkan di SMP Muhammdiyah Kota Magelang, awalnya orang tua saya sangat keberatan untuk didaftarkan di sekolah muhammadiyah, tetapi, karena bujukan tetangga, akhirnya orang tua mengijinkan.  Lulus Tahun 2013 dan melanjutkan di MAN 1 Kota Magelang. Lulus Tahun 2016 dan melanjutkan di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Magelang. Dan sampai saat ini status saya masih di pondok. Untuk organisasi masyarakat saya belum pernah mengikuti, dan untuk organisasi politik saya lebih tertarik pada Partai Keadilan Sejahtera (PKS). 
Saya lahir dari seorang ibu yang bernama Ibu Dalmi dan seorang ayah yang sangat perhatian bernama Bapak Suradi. Riwayat pendidikan ibu saya tidak sampai tamat SD, sehingga tidak memiliki Ijazah. Ayah saya juga tidak sampai lulus SD karena sebelum lulus SD sudah pindah ke Pondok Pesantren Salaf Tegalrandu. Ibu saya bekerja sebagai petani, dan ayah sebagai buruh tani. Organisasi Masyarakat yang diikuti oleh ayah dan ibu saya yaitu Organisasi Nahdlotul Ulama, dan untuk Organisasi Politik yaitu PKB. hal ini dilatar belakangi dengan background ayah yang lulusan Pondok NU, dan juga pengaruh masyarakat sekitar yang mayoritasnya pengikut Organisasi ini. 
Kondisi Kecamatan Tegalrejo

Tegalrejo merupakan salahsatu kecamatan yang ada di kabupaten magelang. Tegalrejo terletak di ketinggian ± 478 mdpl di sebelah timur Kota magelang. Batas wilayahnya disebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Grabag dan Secang, sebelah timur Kecamatan Pakis, sebelah selatan Kecamatan Candimulyo, dan sebelah barat berbatasan dengan Kota Magelang. Luas wilayah Kecamatan Tegalrejo ± 35,89 km². Mayoritas mata pencaharian masyarakat tegalrejo yaitu petani dan berdagang.
Nahdloutul Ulama adalah organisasi keagamaan yang sudah mengakar kuat didalam kehidupan masyarakat. Apalagi dengan adanya pondok pesantren NU yang sudah berdiri sejak Tahun 1994 yaitu Asrama Perguruan Islam(API) Yang  sudah banyak menghasilkan lulusan yang cukup berpengaruh bagi masyarakat. Selain API juga ada Pondok Pesantren Salaf Tegalrandu dan Kombangan. Selain itu juga adanya dua orang tokoh agama yang cukup berpengaruh di masyarakat yaitu KH.Yususf Chudlori, pemilik API dan yayasan Syubanul Wathan dan KH. Mukti yang memiliki ribuan jamaah pengajian di Koripan dan juga pimpinan Pondok Pesantren Darun Najach.
Yusuf Chudlori sangat kental terhadap organisasi Nahdlotul Ulama. Dibuktikan dengan kajian kajian dan juga pelajaran yang diberikan di pesantren lebih banyak tentang pelajaran Salaf. Sedangkan K.H Mukti lebih bersifat netral, artinya tidak memihak terhadap NU atau Muhammadiyah ataupun ormas lainnya. Hal ini dibuktikan dengan isi dari ceramah-ceramahnya yang menyuruh jamaahnya untuk tidak mengikuti ormas keagamaan di indonesia, tetapi cukup menjadi orang islam yang sesuai dengan al-quran dan hadis. 
Sedangkan untuk organisasi politik di kecamatan Tegalrejo mayoritas lebih condong ke Partai Kebangkitan Pembangunan (PKB) terutama yang bertempat tinggal di sebelah timur dekat dengan perbatasan kecamatan pakis, meskipun di sebelah barat ada juga yang juga pengikut Partai Persatuan Pembangunan tetapi jumlahnya lebih sedikit. Kecuali itu, PDIP juga banyak pengikutnya di kecamatan tegalrejo.
Untuk upacara adat yang berkembang di tegalrejo yaitu ada acara Sadranan, Upacara kematian, kelahiran. Upacara adat ini masih kental di tengah masyarakat. Untuk kegiatan masyarakat ada juga Berzanji, Yasinan,  dll. Sedangkan tradisi kesenian ada topeng ireng, Janthilan, kobro, Leak, dangdut, orjen tunggal.
Di kecamatan Tegalrejo terdapat 21 desa, diantaranya yaitu desa Kebonagung. Desa kebonagung terletak di ujung timur berbatasan dengan kecamatan Pakis. Memiliki 8 dusun dan 8 RT dan 24 RW. Di dalam bidang pendidikan, Desa Kebonagung memiliki 2 sekolah Dasar yaitu SDN dan TK Kebonagung, dan MI Kebonagung.
Permasalahan yang dihadapi didalam menyampaikan ideologi Muhammadiyah di Kecamatan Tegalrejo

1. Belum dikenalnya organisasi Muhammadiyah secara dekat didalam masyarakat
Di kecamatan Tegalrejo, organisasi Nahdlotul Ulama sudah menjadi ideologi yang sangat erat hubungannya dengan masyarakat setempat. Sedangkan untuk Organisasi Muhammadiyah belum terlalu di kenal oleh masyarakat.

2. Belum adanya kader Muhammadiyah yang cukup mumpuni di tengah Masyarakat Tegalrejo.
Kader sangatlah penting di dalam penyampaian suatu ideologi. Kader Muhammadiyah adalah tenaga inti dalam persyarikatan yang menggerakan organisasi kearah tercapainya tujuan persyarikatan. Meskipun ada tetapi belum dikenal oleh masyarakat sekitar.

3. Kondisi masyarakat, Kecamatan Tegalrejo yang sulit menerima ajaran-ajaran agama baru yang tidak sesuai dengan kebiasaan masyarakat yang sudah setiap hari dilakukan.
. Pemahaman masyarakat Kecamatan Tegalrejo terhadap ajarn Agama Islam masih sangat minim. Mereka mengamalkan agama menggunakan adat yang menjadi peninggalan nenek moyang. Sehingga untuk menyampaikan ideologi muhammadiyah yang merupakan suatu hal yang baru bagi masyarakat, tentu masyarakat tidak bisa langsung mempercayainya dan membutuhkan pendekatan-pendekatan yang bisa mendukung.

Pemecahan Masalah


Kekuatan Organisasi Muhammadiyah
Dari segi kekuatan organisasi, seperti kader, tokoh masyarakat, Pimpinan Cabang, ataupun Amal Usaha,  muhammadiyah masih lemah. Di kecamatan Tegalrejo belum terdapat unsur-unsur tersebut. Meskipun untuk kader muhammadiyah sudah mulai ada, tetapi belum begitu terkenal di tengah masyarakat.  Padahal, di dalam memperkenalkan muhammadiyah ke masyarakat, kekuatan ini sangat penting.
Muhammadiyah perlu mendirikan suatu Amal Usaha yang tidak hanya melayani orang-orang muhammadiyah saja, melainkan juga orang-orang umum lainnya. Sehingga masyarakat akan memandang baik terhadap organisasi muhammadiyah dan ideologinya pun akan lebih bisa diterima masyarakat.


Peluang penyampaian ideologi Muhammadiyah di Kecamatan Tegalrejo.
Melihat adat budaya masyarakat, seperti yasinan, berzanji, dll, muhammadiyah bisa menggunakan kebiasaan masyarakat ini sebagai media untuk menyampaikan ideologi muhammadiyah. Misalkan dengan cara setelah acara yasinan atau berzanji ini selesai, dilanjutkan dengan acara pengajian, kultum, atau ceramah yang diisi oleh kader-kader muhammadiyah, didalam penyampaian ini, kader harus menyadari betul bahwa orang orang yang dihadapinya adalah orang-orang NU,. Sehingga perlu kehati-hatian, ramah dan tidak menyinggung hati masyarakat maupun ormas NU.
Muhammadiyah mengadakan acara sosial kemasyarakatan seperti bakti sosial, bisa menjadi solusi lain di dalam menyampaikan ideologi muhammadiyah. Dengan diadakannya suatu kegiatan kemasyarakatan, masyarakat akan lebih mengenal muhammadiyah.


Ancaman 
Ketika suatu masyarakat menerima suatu ajaran yang tidak sesuai dengan kebiasaan yang ada tentu saja masyarakat akan menolak nya. Begitu pula didalam menyampaikan ideologi muhammadiyah ini. Misalnya, akan dibenci oleh masyarakat, dikucilkan. 
Bahkan orang tua  ketika ingin memasukan putra putrinya ke sekolah/pesantren milik muhammadiyah, mereka harus berfikir panjang, bahkan ada yang menolaknya, mereka lebih memilih untuk tidak mensekolahkan putra putri nya. Sikap masyarakat yang anti terhadap muhammadiyah ini disebabkan ajarannya yang menurut mereka menyeleweng dan berbeda dengan yang mereka ketahui. Misalnya di muhammadiyah memerintahkan untuk tidak mengadakan ritual upacara kematian hari ketiga, ke tujuh, ke seratus dan seterusnya. Orang tua takut tidak ada yang mendoakan ketika mereka meninggal pada hari-hari kematian tersebut.


Kesimpulan


Muhammadiyah adalah organisasi keagamaan yang bertujuan untuk memurnikan agama islam dari segala kebi’ah an, kesyirikan, dan penyelewengan agama lainnya. Untuk menyampaikan ideologinya, muhammadiyah mendirikan berbagai Amal Usaha yang sudah ada di masyarakat indonesia. Termasuk di Magelang yang sudah banyak membantu masyarakat didalam bidang pendidikan, kesehatan maupun sosial.
Didalam menyebarkan ideologi muhammadiyah di kecamatan Tegalrejo banyak rintangan-rintangan/hambatan, seperti, adanya ormas NU yang sudah ada terlebih dahulu, tokoh-tokoh NU yang sangat berpengaruh di tengah masyarakat, kondisi masyarakat yang sulit untuk menerima ideologi muhammadiyah.
Muhammadiyah perlu melakukan pendekatan-pendekatan yang sekiranya bisa diterima oleh masyarakat.

Daftar Pustaka

1. http://catatanku62.blogspot.co.id/2013/02/ideologi-muhammadiyah.html
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_kecamatan_dan_kelurahan_di_Kabupaten_Magelang
3. http://aristriwiyatno.blog.undip.ac.id/files/2012/12/BAHAN-PEMBEKALAN-KKN-UNDIP-Materi-Kecamatan.ppt kecamatan tegalrejo kabupaten magelang






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

Tentang, Aku, Kau dan Ilmu

بسم الله الرحمن الرحيم   Syarat-syarat mencari ilmu اَلاَ لاَتَنَالُ الْعِلْمَ اِلاَّ بِسِتَّةٍ # سَأُنْبِيْكَ عَنْ مَجْمُوْعِهَا بِب...

Popular