MATHLUQ
Paper Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Semester
Mata Kuliah : Usul Fiqih
Dosen Pengampu : Subur. Msi
Disusun Oleh
Nur Rochman 16.0401.0062
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2018
A. Definisi Mathluq
Kata Muthlaq (مطلق ) dari segi bahasa berarti “suatu yang dilepas/tidak
terikat”. Dari akar kata yang sama lahir kata thalaq (talak), yakni lepasnya
hubungan suami maupun istri sudah tidak saling terikat. Sedangkan kata Muqayyad
(مقيد (dari segi bahasa berarti “ikatan yang menghalangi sesuatu memiliki
kebebasan gerak (terikat/mempunyai batasan)”.
B. Penjelasan
Pengertian Muthlaq secara terminologi menurut beberapa pakar Al-Qur’an,
diantaranya:
1. Manna Al-Qaththan
Mutlaq adalah lafadz
yang menunjukkan suatu hakikat (dalam suatu kelompok) tanpa suatu qayid
(pembatas), hanya menunjukkan suatu dzat tanpa ditentukan (yang mana) dari
(kelompok) tersebut.
2. T.M. Hasbi Ashiddieqy
Muthlaq adalah:
“Lafadz yang menunjuk
kepada suatu benda atau beberapa anggota benda dengan jalan berganti-ganti.”
3. Abdul Hamid Hakim
Mutlaq adalah “Lafadz
yang menunjukkan sesuatu hakekat, tanpa ada satu ikatan dari (beberapa)
ikatannya.”
Jadi penulis dapat menyimpulkan dari beberapa pendapat diatas bahwa yang
dinamakan mutlaq adalah lafadz-lafaz yang menunjukkan suatu hakekat tanpa ada
batasan (qayid) tertentu.
C. Contoh Mathluq
أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ ۚ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ ۖ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ ۚ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ ۖ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Artinya: “(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu.
Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia
berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu
pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya
(jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang
miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka
itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui” (al-Baqarah: 184)
Dalam ayat ini,
Allah SWT memberikan kemudahan kepada mereka yang musafir dan sakit untuk
berbuka puasa dengan syarat mesti menggantikannya pada hari-hari yang lain
selepas bulan Ramadan. Lafaz 'ayyam' yang bermaksud hari-hari ini datang dalam
bentuk mutlaq, yaitu tidak dikhususkan pada hari tertentu atau secara
berturutan. Ini bermakna, mereka boleh memilih sendiri hari untuk menggantikan
puasa kecuali hari-hari yang diharamkan berpuasa. Sesuatu lafaz itu hendaklah
ditafsirkan menurut kemutlakannya dan kekal sedemikian apabila ia disebut
dengan lafaz mutlak dalam sesuatu nash dan ia tidak boleh diqaidkan dengan
sifat atau ciri melainkan ada dalil yang menunjukkan perkara yang berkenaan.
Manakala Muqayyad
pula merujuk kepada lafaz yang memberikan maksud yang tidak tertentu, tetapi
diikuti dengan lafazd yang mengikat dan membataskannya. Justru, ia memberikan
maksud yang lebih spesifik, tertentu dan terikat. Begitu juga apabila sesuatu
lafaz itu disebut secara muqayyad maka hendaklah ditasirkan secara muqayyad dan
kekal sedemikian apabila ia disebut dengan lafaz muqayyad dalam sesuatu nash
dan ia tidak boleh diubah atau ditafsirkan selain daripada makna asal nash
tersebut melainkan ada dalil yang menunjukkan perkara yang berkenaan pula
Tidak ada komentar:
Posting Komentar